Jumat, 12 November 2010

astatin dan merkuri

BAB III
PEMBAHASAN
1. ASTATIN
a. Sejarah
Disintesis pada tahun 1940 oleh D.R.Corson , K.R.MacKenzie, dan E.Segre di universitas Kalifornia dengan menembak bismuth dengan partikel alfa. Isotop dengan massa paruh waktu terpanjang terdapat di alam dengan isotop Uranium dan Torium, dan jejak 217 At setara dengan 233 U dan 239 Np, dihasilkan dari integrasi Torium dan Uranium dengan menghasilkan neutron alamiah. Jumlah Asatin di kerak bumi hanyalah kurang dari 1 ons.
b. Pengertian
Astatin berasal dari bahasa Yunani astatos yang berarti tak stabil. Astatin merupakan unsur golongan Halogen yang berada pada golongan VII A pada tabel periodik, mempunyai elektron valensi 7. Semua unsur halogen memmilki warna pada suhu kamar mempunyai wujud yang berbeda-beda. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Istilah nini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Unsur-unsur Halogen secara alamiah berbentuk berbentuk molekul diatomik. Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terlurnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif berrmuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yng terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Astatin juga temasuk unsur golongan metaloid (Yunani: metallon – logam, eidos – mirip) aadalah kelompok unsur yang memiliki sifat antara logam dan non logam. Metaloid sulit dibedakan dengan logam, perbedaan utamanya adalah umumnya metaloid adalah semikonduktor seangkan logam adalah konduktro.
c. Karateristik
Unsur Astatin memiliki lambang At dengan Z = 85, Ar = 210, titik lelehnya = 302 oC, titik didihnya = 337 oC (perkiraan), Valensi = 1, 3, 5 dan 7. Kereaktifan Halogen sangat besar, dikarenakan jari-jari atomnya sangt kecil dibandingkan unsur logam lain, sehingga mudah menarik elektron. Dalam satu golongan, jari-jari unsur halogen bertambah dari Fluorin sampai Asatin. Makin besaar jari-jari atom makin kurang reaktif, sehingga dari fluorin hingga Astatin kereaktifan makin berkurangh . Titik didih dan titik leleh unsur halogen dari fluorin sampai iodin bertambah besar disebabkan semakin besarnya gaya Van der Walls antara molekul halogen. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah elektron , bertambah berat dan ukuran. Halogen merupakan unsur yang sangat elektronegatif, karena mempunyai 7 elektron valensi, sehingga cenderung menarik 1 elektron dan menjadi ion negatif dalam rangka membentuk susunan gasd mulia. Halogen merupakan oksidator kuat karena mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi.
d. Pembuatan
Astain termasuk golongan halogen dan merupakan unsur radioaktif yang terbentuk secara alami melalui peluruhan uranium-235 and uranium-238 Atau dihasilkan dari integrasi torium dan uranium dengan menghasilkan neutron alamiah.
e. Reaksi
Halogen merupaka oksidator kuat, oleh karena itu, unsur halogen mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi
F-2(g) + 2e- 2F-9aq) Eo = +2,87 V
Cl-2(g) + 2e- 2Cl-(aq) Eo = +1,36 V
Br-2(g) + 2e- 2Br-(aq) Eo = +1,07 V
I-2(g) + 2e- 2I-(aq) Eo = +0,51 V
Daya penoksidasi (oksidator) dari flour hingga astatin makin berkurang
F-2 > Cl-2 > Br-2 > I-2
2. RAKSA
a. Sejarah
Raksa merupakan unsur logam yang berbentuk cair pada suhu ruang. Ia jarang ditemukan tanpa terikat dengan unsur lainBijih utama adalah cinnabar. Spanyol dan Italia memproduksi sekitar 50% pasokan dunia. Unit komersil untuk raksa adalah “flask”, dengan berat 34.37 kg (76 pounds). Logam ini diproduksi dengan cara memanaskan cinnabar dalam arus udara dan dengan cara mengembunkan uapnya.
b. Pengertian
Raksa (Latin: Hydragyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tebel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80.
c. Karakteristik
Unsur logam transisi ini berwarna keperakan dan meupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar. Raksa merupakan logam peralihan yang berada pada blok d, dengan konfigurasi elektron [Xe]4f145d206s2. Raksa dapat membeku pada suhu 234,32 K dan dapat mendidih pada suhu 629,88 K. Biji air raksa terpenting hanyalah Cinnabar, HgS. Raksa akan bersinar pada suhu biasa
d. Sifat-Sifat
1. Sifat Fisik
 Berkilau seperti warna keperakan
 Mempunyai titik leleh yang rendah 234,32 K
 Berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dengan titik didih paling rendah sekitar -39oC
 Masih berwujud cair pada suhu 396oC. Pada temperatur ini telah terjadi pemuaian secara menyeluruh
2. Sifat Kimia
 Daya hantar listrik yang tinggi
 Bersifat diamagnetik
 Memberikan uap monoatomik dan mempunyai tekanan uap (1,3 x 10-3 mm) pada suhu 20oC
 Larut dalam cairan polar dan non polar
 Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingfkan dengan logam-logam yang lain. Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa harus disimpan dalam kemasan tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup pertukaran udaranya
 Air raksa mudah hilang dalam larutan akua garam air raksa karena reduksi oleh runutan bahan pereduksi atau dengan disproporsional Hg22+
 Cenderung membentuk ion M22+
 Dilihat dari potensial standar, jelas bahwa hanya zat pengoksidasi dengan potensial dalam ranah – 0,79 V sampai -0,85 V dapat mengoksidasi air raksa menjadi Hg1 namun tidak menjadi Hg11
 Apabila air raksa direaksikan dengan zat pengoksidasi berlebih, seluruhnya akan menjadi Hg11
 Sangat sedikit senyawa raksa yang larut dalam air, dan kebanyakan tak terhidrasi
 Raksa mempunyai kecenderungan yang kecil untuk bergabung dengan oksigen; oksida raksa (HgO) tidak mantap/tahan terhadap suhu
 Kebanyakan senyawa raksa bersifat kovalen
 Raksa tidak akan membentuk H2 (g) dari H+ (aq)
 Raksa membentuk ion diatomik dengan ikatan kovalen logam-logam, Hg22+, zn, dan Cd adalah logam yang cukup aktif sedangkan Hg tidak
e. Sumber Hg
Sumber-sumber Hg:
 Sinabar (HgS)
 Metasinabarit
 Kalomel
 Terlinguait
 Eglestonit
 Montroidit
 Merkuri murni
f. Pembuatan
Bijih air raksa yang terpenting hanyalah Cinnabar, HgS. HgS dipanggang menghasilkan oksidanya yang pada gilirannya terdekomposisi kira-kira 500oC, air raksa akan menguap dengan reaski:
HgS (s) + O2 (g) Hg (g) + SO2 (g)
Proses lain untuk mengurangi emisi SO2(g) ialah dengan memanggang HgS dengan Fe atau CaO dengan reaksi:
HgS (s) + Fe (s) FeS(s) + Hg(g)
4HgS (s) + 4CaO(s) 3CaS(s) + CaSO4(s) + 4Hg(g)
Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap pada suhu tinggi, mengurai menjadi Hg(g) dan O2(g). Raksa dimurnikan dengan mereaksikannya dengan HNO3 (aq), yang mengoksidasi hampir semua pengotor. Hasilnya (tak larut) mengembang ke permukaan cairan dan dapat diambil. Pemurnian terakhir adalah melalui penyulingan. Raksa mudah diperoleh dengan kemurnian yang paling tinggi dari kebanyakan logam (99,9998 % Hg atau lebih).
g. Reaksi
Hg dapat bereaksi dengan H2SO4 (aq) pekat
2Hg(s) + 2H2SO4(aq pekat) Hg2SO4(s) + 2H2O + SO2(g)
Hg larut dalam HNO3 (aq) dan menghasilkan bermacam-macam senyawa Hg dioksidasi menjadi Hg2+. Dalam HNO3 (aq) encer, hasil reduksinya ialah NO(g). Dalam HNO3 pekat berlebih dihasilkan Hg2+ dan NO2(g). Air raksa dapat bergabung dengan banyak logam lainnya seperti dengan Na atau K bereaksi kuat membentuk amalgam. Ion merkuri Hg22+ dibentuk dengan reduksi garam air raksa dalam larutan akua. HgO dapat terdekomposisi cepat menjadi unsur-unsurnya.
h. Manfaat
 Sebagai bahan amalgam gigi, thermometer, barometer, dan peralatan ilmiah lain
 Densitasnya yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20% volumenya terendam
 Banyak digunakan baik dalam kegiatan perindustrian maupun laboratorium
 Natrium amalgam dan Zn yang diamalgamasi seringkali digunakan sebagai zat pereduksi bagi larutan akua
 Industri klor-alkali, bahan penambal gigi, manufaktur baterai dalam pengukuran, control, dan peralatan elektronik
 Sebagai komponen cat untuk mencegah lumut
 Pada usaha pertambangan logam mulia dengan metode pengolahan amalgamasi, merkuri berbentuk cair digunakan dalam jjumllah besar sebagai bahanpelarut/penagkap emas dan perak
 Cairan raksa (Hg2Cl2) digunakan dalam elektroda sel elektrokimia, misalnya dalam proses klor-alkali
 Uap raksa digunakan dalam tabung fluorosensi dan penerangan jalan
i. Bahaya
 Digunakan dalam penambangan emas yang menyebabkan pencemaran air
 Keracunan oleh merkuri non organic terutama mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan hati
 Menganggu system enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di dalam protein dan enzim
 Merkuri (Hg) organic dari jenis metil-merkuri dapat memasuki plasenta dan merusak janin pada wanita hamil, menggangu saluran darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak
 Limbah yang mengandung Hg dari kegiatan industri mungkin juga dapat terjadi pada usaha pertambanganlogam dimana ketika memasuki system akuatik dapat diserap oleh organisme di dalamnya, kemudian melalui proses metilasi dalam tubuh organisme berkembang menjadi metil-merkuri yang bersifat racun
 Dalam bidang pertanian digunaka sebagai fungisida, insektisida, dan disinfektan dimana hal ini menyebabkan peristiwa keracunan

BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. astatin berasal dari bahasa Yunani astatos yang berarti tak stabil. Unsur astatine memiliki lambing At dengan Z = 85, Ar = 210, titik lelehnya= 302oC, titik dididhnya 337oC (perkiraan). Kereaktifannya besar dikarenakan jari-jari atomya sangat kecil dibandingkan unsure golongan lain sehingga mudah menarik electron
b. Raksa (Latin: Hydragyrum, air/ciran perak) adalah unsure kimia pada table periodic dengan lambing Hg dan nomor atom 80. Unsur logam transisi ini berwarna keperakan. Raksa merupakan logam peralihan yang berada pada blok d. Raksa dapat membeku pada suhu 234,32 K dan dapat mendidih pada suhu 629,88 K. Salah satu manfaat merkuri adalah banyak digunakan baik dalam kegiatan perindustrian maupun laboratorium, sedangkan bahay penggunaan merkuri salah satinya adalah digunakan dalam penambangn emas yang menyebabkan pencemaran air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar